Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X berencana membangun museum batik di Yogyakarta. Menurutnya, hal itu sebagai langkah tindak lanjut atas penghargaan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.
"Pemerintah akan segera membangun museum batik. Pembinaan supaya bisa dilakukan berkelanjutan," kata Sultan dalam acara selebrasi perajaan Jogja Kota Batik Dunia di Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta, seperti dikutip dari MetroTV.
Sultan berujar, pengembangan batik harus dilakukan dengan menjadikan desa sebagai pintu gerbang. Menurutnya, cara itu bisa memunculkan seni batik yang mengandung unsur keindonesiaan.
"Desa sebagai pintu gerbang pengembangan batik akan menghadirkan seni batik bercorak keindonesiaan," tambahnya.
Sementara itu, terkait pembangunan Museum Batik, tak bisa asal tempat untuk dijadikan lokasi pembangunan. Sebab, untuk wilayah yang telah menjadi cagar budaya, harus melalui proses dan mekanisme agar tidak langsung mengubah bentuk bangunan aslinya.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, mengatakan ada lima kawasan di Kota Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Lima wilayah itu yakni Kraton, Kotagede, Pakualaman, Malioboro, dan Kotabaru.
Pembangunan Museum Batik, kata dia, bisa melihat dari lima kawasan itu. "Pertanyaannya, kita akan membangun atau mengoptimalkan bangunan yang sudah ada," ujarnya.
Kendati belum ada kepastian, menurut Haryadi, ada dua wilayah yang kemungkinan bisa menjadi lokasi museum batik, yakni Kotagede dan Kraton. "Museum Batik itu harus kita pikirkan kini dan yang akan datang," ucapnya.